Kerja Keras, Kerja Lebih Keras, Kerja Lebih Keras Lagi
Menkumham Yasonna

HDKD 2020, Yasonna Tegaskan Pentingnya Revolusi Digital Pelayanan Publik

Jakarta – Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menegaskan pentingnya revolusi digital dalam meningkatkan kinerja Kemenkumham. Hal itu disampaikan Yasonna pada peringatan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) atau Hari Ulang Tahun Kemenkumham 2020.

“Transformasi telah kita lakukan bersama-sama sejak 2015-2019, dan pada 2020, saatnya kita melakukan revolusi terhadap kinerja Kemenkumham, sehingga hasilnya lebih maksimal. Revolusi yang paling utama dilakukan adalah Revolusi Digital,” kata Yasonna, Selasa (27/10/2020).

Yasonna menjelaskan, revolusi digital harus dilakukan karena peradaban zaman yang semakin berkembang, semakin maju, dan modern. Itulah mengapa Hari Dharma Karyadhika tahun ini mengangkat tema “Revolusi Digital.”
Menurut Yasonna, tema itu menjadi pengingat bahwa pemanfaatan teknologi sudah tidak bisa ditolak sebagai pendukung atau penunjang kinerja melayani masyarakat.

“Suka atau tidak harus kita hadapi. Pandemi Covid-19 saat ini menjadi ‘test case’ bagi Kementerian Hukum dan HAM, apakah kita telah siap menerapkan digitalisasi di seluruh aspek kinerja,” ungkapnya.

“Kemampuan dalam menyajikan kecepatan berbasis teknologi informasi, akurasi data, kekuatan sistem dan jaringan serta pengelolaan bandwith untuk internet, benar-benar diuji saat ini,” sambung Yasonna.

Hampir seluruh negara di dunia, kata Yasonna, mengandalkan kemampuan teknologinya untuk berperang menghadapi pandemi COVID-19 yang luar biasa berdampak pada sendi-sendi kehidupan manusia.

Dia menegaskan, adanya kebijakan pembatasan jumlah pegawai yang masuk kerja, bukan berarti membatasi produktivitas kerja, karena bekerja dan berkinerja dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Kegiatan administrasi perkantoran juga dapat dilakukan melalui ‘open workspace’ atau biasa dikenal dengan remote working, merupakan metode bekerja yang dilakukan oleh pekerja atau pegawai yang dapat dilakukan dari rumah, atau di mana saja, dengan tetap mengutamakan pelayanan, efektivitas, dan efisiensi pekerjaan.

“Bahwa di beberapa kesempatan, Bapak Presiden seringkali mengingatkan kita, agar mengoptimalkan waktu produktif kita dengan beribadah, sekolah, berkarya, dan bekerja dari rumah. Pandemi bukan halangan untuk produktif, bekerja dapat dilakukan dari rumah, kecuali pekerjaan yang sifatnya memerlukan interaksi dengan sesama manusia, misalnya dokter, petugas lembaga pemasyarakatan, dan sebagainya,” ucap Ketua Bidang Hukum DPP PDI Perjuangan tersebut.

Yasonna menyampaikan, Hari Dharma Karyadhika tahun ini jadi momentum tepat untuk evaluasi dan introspeksi bagi jajaran Kementerian Hukum dan HAM. Sensitifitas sebagai aparatur pemerintah harus tajam, dan mampu menjadi panutan bagi masyarakat dan mampu menyelesaikan persoalan tanpa menimbulkan persoalan baru.

Inovasi-inovasi baru pelayanan publik di bidang Kekayaan Intelektual, Keimigrasian, Pemasyarakatan, Administrasi Hukum Umum, dan Pelayanan Bantuan Hukum juga diminta untuk terus dikembangkan sepanjang tahun 2020 untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat.

“Pada saat kita diambil sumpah menjadi aparatur negara, di situlah kita berjanji kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Seperti burung Merpati yang tidak pernah ingkar janji,” ujarnya.

Dia mengingatkan, merpati menjadi logo peringatan Hari Dharma Karyadhika 2020 karena bermakna sebagai burung yang memiliki loyalitas dan juga pembawa pesan agar insan Kemenkumham memiliki loyalitas terhadap bangsa dan negara, mampu menjadi pembawa pesan positif dan penuh kedamaian terhadap lingkungan sekitar.

“Merpati juga memiliki kemampuan navigasi yang tinggi, bermakna bahwa kita dalam mengemban tugas dan tanggung jawab dengan tepat sasaran dan tepat tujuan secara efektif dan efisien. Dan untuk mencapai hal tersebut, yang tidak boleh kita lupakan adalah teamwork,” ungkapnya.

“Kita harus mampu membangun kerja sama yang erat dan sinergi untuk mencapai tujuan dengan lebih cepat dan tepat. Berdua lebih baik daripada sendiri. Bekerja sama pasti lebih baik daripada bekerja sendiri-sendiri,” ujar Yasonna.

Dalam rangkaian acara peringatan HDKD 2020 itu, Yasonna mengucap syukur dan menyampaikan terima kasihnya pada jajaran Kemenkumham, khususnya para pegawai berprestasi yang berkontribusi besar bagi kemajuan organisasi.

Pegawai berprestasi dari UPT, Kanwil, dan Unit Utama terbaik penerima penghargaan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, di antaranya yakni penghargaan Pegawai Teladan untuk Kalapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta Yohanes Waskito karena berhasil membongkar peredaran narkoba di lapas, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Kediri Rakha Sukma Purnama atas inovasi layanan keimigrasian; Pengharagaan Karya Dhika Madya untuk Kapus Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan HAM Balitbang Aman Riyadi yang menciptakan aplikasi ASA sebagai pendukung kualitas Zona Integritas, dan Kapus Penilaian Kompetensi BPSDM Hukum dan Ham Nuni Suryani yang berhasil mendorong percepatan kompetensi ASN.

Selanjutnya, Anthonius Mathius Ayorbaba Kakanwil Kemenkumham Papua Barat yang berhasil membuat pos pengaduan ham di 50 denominasi gereja, Atase Imigrasi Kuala Lumpur Mulkan Lekat yang berhasil membangun beberapa aplikasi peningkatan layanan, Kabag Kepegawaian Setditjen Kekayaan Intelektual Haryadi Punto Handoyo sebagai penggagas standar perwajahan sertifikat HKI, Kabag Program dan Pelaporan Sekretariat Badan Pembinaan Hukum Nasional Rahendro Jati yang menciptakan beberapa aplikasi untuk meningkatkan layanan, Kasub Bidang Standardisasi Kompetensi Pusat Penilaian Kompetensi BPSDM Hukum dan HAM Funna Maulia Massaile yang menciptakan aplikasi kompetensi manajerial ASN, Pengelola Pembinaan Kepribadian pada Rutan Kelas I Bandung Asep Mochammad Alibudi yang menciptakan 10 judul lagu dalam album Bang Japra dan dipatenkan serta mendapat sertifikat Kekayaan Intelektual, Kabid Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi Penelitian Hukum dan HAM Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Machyudhie yang menciptakan aplikasi SIPKUMHAM, Pembimbing Kemasyarakatan Pertama pada Balai Pemasyarakatan Kelas II Jember Untung Riwayadi yang mewujudkan terbentuknya Yayasan Bengkel Jiwa untuk anak berhadapan dengan hukum, serta Kasie Bimbingan Klien Dewasa Bapas Kelas I Jakarta Selatan Putu Aryuni Damayanti yang menginisiasi pembuatan karakter kartun Pika dan Piki untuk mengenalkan pembimbing kemasyarakatan Indonesia.

“Selamat kepada para pegawai yang mendapatkan penghargaan. Semoga penghargaan ini dapat memotivasi saudara untuk terus berkarya memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara,” ucap Yasonna.

Connect with Me:

Leave a Reply

  • ?